Pages

Mengenal Bung Tomo-Sutomo

0 comments


 Sutomo atau lebih dikenal sebagal Bung Tomo dilahirkan di Kampung Blauran, Surabaya, pada 3 Oktober 1920. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, Sutomo adalah sosok yang aktif berorganisasi sejak remaja. Bergabung dalam Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI), beliau tercatat sebagai salah satu dari tiga orang pandu kelas I di seluruh Indonesia saat itu.

Pada masa mudanya, Bung Tomo yang memiliki minat pada dunia jurnalisme tercatat sebagai wartawan lepas pada Harian Soeara Oemoem di Surabaya 1937. Setahun kemudian, ia menjadi Redaktur Mingguan Pembela Rakyat serta menjadi wartawan dan penulis pojok harian berbahasa Jawa, Ekspres, di Surabaya pada tahun 1939.

Pada masa pendudukan Jepang, Sutomo bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang, Domei, bagian Bahasa Indonesia untük seluruh Jawa Timur di Surabaya (1942-1945). Saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan, beliau memberitakannya dalam bahasa Jawa  .

bersama wartawan senior Romo Bintarti untuk menghindari sensor Jepang. Selanjutnya, beliau menjadi Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara di Surabaya.
Ketika meletus pertempuran di Surabaya, 10 November 1945, Bung Tomo tampil sebagai orator ulung di depan corong radio, membakar semangat rakyat untuk berjuang melawan tentara Inggris dan NICA-Belanda. Sejarah mencatat bahwa  perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya yang terdiri atas berbagai suku bangsa sangat dahsyat. Tidak ada rasa takut menghadapi tentara Inggris yang bersenjata lengkap. Tanggal 10 November pun kemudian kita kenang sebagai Hari Pahlawan.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Bung Tomo pernah aktif dalam politik pada tahun 1950-an. Namun pada awal tahun 1970-an, ia berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru. Pada 11 April 1978 ditahan oleh pemerintah selama satu tahun karena kritik-kritiknya yang pedas.
Sutomo meninggal di Mekkah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke Indonesia dan dimakamkan di TPU Ngagel, Surabaya. Bung Tomo, pahlawan pengobar semangat Juang arek-arek Surabaya ini mendapat gelar pahlawan secara resmi dan pemerintah pada tahun 2008.
  • Tempat/Tgl. Lahir :  Surabaya, 3 Oktober 1920
  • Tempat/Tgl. Wafat :  Mekah,7 Oktober 1981
  • SK Presiden : Keppres No. 41/TK/2008, Tgl. 6 November 2008
  • Gelar : Pahlawan Nasional
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempoenjai darah merah jang dapat membikin setjarik kain poetih mendjadi merah & putih, maka selama itoe tidak akan kita maoe menjerah kepada siapapoen djuga!”
- Bung Tomo -
sumber: pahlawanindonesia

CYBER WARFARE (Sudah Siapkah Kita Menghadapinya?)

1 comments




Oleh:
  1. Ir. Kurdinanto Sarah, M.Sc.  (Koordinator ICT Lemhannas RI)
  2. Kolonel Sus Dr. Ir. Rudy AG. Gultom, M.Sc. (Kabag Multimedia Biro Telematika Lemhannas RI)



Pendahuluan
Laju perkembangan teknologi informasi dewasa ini, menyebabkan penggunaan fasilitas chatting, facebook, twitter dan jaringan sosial media lainnya di Internet tidak lagi hanya milik “anak gaul” saja. Saat ini, tentara yang sedang bertempur di medan perang yang  dilengkapi komputer laptop juga dapat melakukan fasilitas tersebut sebagai bagian dari sistem komando dan kendali (siskodal).
Itulah fakta dari kondisi perang canggih cyber warfare yang dilaksanakan  dewasa ini di berbagai belahan dunia. Sementara kegiatan komunikasi melalui fasilitas email, chatting, facebook, twitter dan lainnya, sebenarnya hanyalah visualisasi dari sebagian kecil kemampuan dalam perang cyber warfare.



Sekilas Cyber Warfare
Cyber warfare (Cyberwar), merupakan perang yang sudah menggunakan jaringan komputer dan Internet atau dunia maya (cyber space) dalam bentuk strategi pertahanan atau penyerangan sistim informasi lawan.   Cyber warfare juga dikenal sebagai perang cyber yang mengacu pada penggunaan fasilitas www (world wide web) dan jaringan komputer untuk melakukan perang di dunia maya.
Kegiatan cyber warfare dewasa ini sudah dapat dimasukan dalam kategori perang informasi berskala rendah (low-level information warfare) yang dalam beberapa tahun mendatang mungkin sudah dianggap sebagai peperangan informasi yang sebenarnya  (the real information warfare).
Seperti contoh, pada saat perang Irak-AS, disana diperlihatkan bagaimana informasi telah diekploitasi sedemikian rupa mulai dari laporan peliputan TV, Radio sampai dengan penggunaan teknologi sistim informasi dalam cyber warfare untuk mendukung kepentingan komunikasi antar prajurit serta jalur komando dan kendali satuan tempur negara-negara koalisi dibawah pimpinan Amerika Serikat.
Berbagai aksi cyber warfare atau cyber information, berupa kegiatan disinformasi atau propaganda oleh pasukan koalisi yang telah terbukti menjadi salah satu faktor peruntuh moril dari pasukan Irak.
Di dalam konsep cyber warfare, penggunaan teknologi sistim informasi dimanfaatkan untuk mendukung kepentingan komunikasi antar prajurit atau jalur komando yang difasilitasi oleh satu sistem komando kendali militer modern, yaitu sistem NCW (Network Centric Warfare).



Apakah Network Centric Warfare (NCW) itu?
Network Centric Warfare (NCW) merupakan konsep siskodal operasi militer   modern yang mengintegrasikan seluruh komponen atau elemen militer ke dalam satu jaringan komputer militer NCW berbasis teknologi satelit dan jaringan Internet rahasia militer yang disebut SIPRNet (Secret Internet Protocol Router Network).
Dengan adanya teknologi NCW yang didukung infrastruktur SIPRNet, berbagai komponen atau elemen militer di mandala operasi dapat saling terhubung (get connected) secara on-line system dan real-time, sehingga keberadaan lawan dan kawan dapat saling diketahui melalui visualisasi di layar komputer atau laptop.
WarfareKeterhubungan   secara   elektronik   berlaku   mulai dari tataran strategis, taktis  hingga  operational  dari suatu  operasi  militer  gabungan,   mulai   dari  para panglima  perang  di   markas   komando  atau  para komandan pasukan di Puskodal hingga ke unit-unit pasukan tempur di medan pertempuran. Dengan  adanya  teknologi  Internet   SIPRNet  serta penggunaan  satelit   mata-mata   dan   satelit   GPS, memungkinkan NC memvisualisasikan seluruh kegiatan operasi militer, memungkinkan NC memvisualisasikan seluruh kegiatan operasi militer gabungan yang sedang berlangsung di medan pertempuran (battle field) ke layar lebar ruang yudha (military operation room), yang mungkin jaraknya terpisahkan ribuan kilometer jauhnya. Maksudnya, pusat komando dapat secara  on-line system dan real-time mengendalikan operasi militer yang sedang berlangsung secara jarak jauh (remotely).
Berbagai informasi tempur digital (video, grafik, peta, suara, data dan sebagainya) yang tersedia terkait dengan pelaksanaan operasi militer gabungan,  tidak hanya dapat di akses oleh para Pimpinan di markas komando saja, tetapi juga dapat diteruskan (information sharing) ke seluruh komandan unit pasukan tempur di lapangan.


Tujuan utama dari NCW, dalam lingkup Siskodal, adalah tercapainya keunggulan informasi (information superiority) sehingga dapat membantu Panglima Perang atau Komandan Pasukan mengambil keputusan (decision making) secara tepat, cepat dan akurat guna memenangkan suatu pertempuran (battle).
Namun,  konsep NCW hanya dapat diimplementasikan  dengan cara melakukan revisi  atau  penyesuaian doktrin operasi militer gabungan terlebih dahulu, sebagai acuan dalam penyelenggaraan operasi militer gabungan (joint military campaign). Hal ini dimungkinkan karena  doktrin operasi militer selalu bersifat  dinamis menyesuaikan laju perkembangan zaman dan perkembangan lingkungan global.
Di dalam doktrin operasi militer gabungan, siskodal NCW “mengharuskan”  seluruh elemen atau komponen militer beroperasi secara bersama-sama (interoperability) di dalam suatu Joint Task Force Command (JTFC). Sehingga konsep NCW pada akhirnya akan merubah paradigma militer lama yang menyatakan bahwa suatu medan pertempuran dapat dimenangkan hanya oleh satu komponen militer saja.




Implementasi NCW Oleh AB Amerika di Irak (Operation Iraqi Freedom)
Tidak banyak diketahui publik, bahwa 5 jam sebelum jam “J”, hari “H”, tanggal 19 Maret 2003, atau sesaat sebelum pasukan koalisi menginvasi Irak dalam misi Operation Iraqi Freedom, terjadi perubahan rencana operasi militer secara mendadak.
Hal ini bermula ketika pihak intelijen Amerika secara tiba-tiba menerima laporan intel dari informannya di Baghdad, yang menyebutkan bahwa dia  mengetahui secara pasti lokasi menginap penguasa Irak Saddam Husein.
Dalam hitungan menit Informasi berharga tersebut sudah masuk ke Markas Komando Gabungan Pasukan Amerika (US Join Task Force Command) untuk dibahas sekaligus diambil tindakan yang diperlukan. Hasil keputusan rapat komando adalah perubahan rencana operasi dengan memerintahkan penyerangan langsung (direct physical attack) terhadap gedung bertingkat yang diyakini tempat menginap Presiden Irak Saddam Husein.
Harapannya, dengan sekali serangan mematikan yang bombastis dapat membunuh Sadam Husein sehingga misi Operation Iraqi Freedom tidak perlu dilaksanakan.  Seluruh informasi tentang gedung termasuk lantai dan kamar yang menjadi target telah diketahui secara pasti, termasuk posisi lokasi dan koordinat gedung yang didapat secara akurat melalui penginderaan satelit mata-mata Amerika.
Menindak lanjuti perubahan rencana tersebut, pusat komando JTFC melalui jalur siskodal NCW via saluran Internet Militer SIPRNet,  memerintahkan Komandan Skadron Udara Pembom Siluman (Stealth Fighter) di Maladi Air Force Base - Qatar, untuk segera menerbangkan 2 (dua) Stealth dengan muatan bom JDAM (Joint Direct Attack Munition) yang terkenal sangat akurat karena dipandu Satelit GPS.
Target pengeboman adalah satu gedung bertingkat di kota Baghdad yang diyakini tempat menginap Sadam Husein.  Perintah lainnya diberikan kepada beberapa Komandan Kapal Perang dan Kapal Selam Amerika yang sedang beroperasi disekitar perairan teluk untuk segera meluncurkan sebanyak 40 (empat puluh) rudal penjelajah Tomahawk dengan target yang sama. 
Warfare2
Warfare2
Seluruh kegiatan siskodal serta komunikasi Digital antara markas komando dengan pesawat Stealth dan Kapal Perang serta Kapal Selam Amerika menggunakan siskodal NCW via saluran Internet Militer SIPRNet serta satelit GPS dimana pergerakan bom JDAM dan Rudal Tomahawak di atas wilayah udara Irak dapat dipantau detik demi detik dari pusat kontrol kontrol NCW di Washington DC.

Ketika  subuh menjelang, seluruh bom JDAM dan rudal Tomahawk secara seketika dan bersamaan menghantam gedung bertingkat yang menjadi target tersebut.  Dapat dibayangkan, dalam sekejap seluruh gedung bertingkat hancur luluh berantakan.  Memang misi penghancuran (direct attack) yang dipandu oleh siskodal NCW tersebut berhasil dengan sukses dan gemilang.
Ironisnya...Presiden Sadam Husein tidak jadi menginap di Gedung bertingkat tersebut!.  Namun, kisah tersebut di atas menunjukkan kepada dunia bagaimana Angkatan Bersenjata Amerika Serikat  telah mampu mengaplikasikan siskodal NCW dalam medan tempur sesuai tuntutan doktrin militer terbaru mereka yaitu Doktrin Transformasi Militer.



 Doktrin Militer dalam Cyber Warfare
Dalam mengimplementasikan cyber warfare dalam doktrin militer, berbagai angkatan bersenjata atau militer di berbagai negara melakukan penyesuaian akan hal tersebut. Angkatan Bersenjata Amerika mengikutinya dengan membuat Doktrin Transformasi Militer AB Amerika yang merupakan perubahan atau revisi dari doktrin militer  lama dengan tujuan menghadapi perubahan situasi medan tempur di abad 21 atau modern warfare.
Doktrin Transformasi Militer ini dicetuskan pertama kali pada tanggal 11 Januari 2001, oleh Donald Rumsfeld selaku US Secretary of Defense, yang menginginkan postur AB Amerika yang lebih efektif, efisien dan modern.
Harapannya, pada perang modern masa depan AB Amerika tidak perlu mengerahkan pasukan dalam jumlah besar untuk memenangkan suatu pertempuran, tetapi cukup mengerahkan pasukan yang lebih sedikit (proporsional) namun lebih efektif dan efisien didukung sistem kodal berbasis NCW yang modern dan saluran Internet Militer SIPRNet.
Di dalam Doktrin Transformasi Militer AB Amerika Serikat terdapat 3 (tiga) kemampuan kunci sebagai tulang punggung, yaitu: Knowledge, Speed and Precision.  Pengertian dari Knowledge (IT Based knowledge) adalah kemampuan untuk mempelajari sekaligus mengimplementasikan pengetahuan teknologi informasi dan sistem informasi seperti sistem satelit, sistem GPS, sistem komunikasi digital, sistem jaringan komputer dan fasilitas Internet kedalam satu sistem komando dan kendali terintegrasi medan tempur (integrated battle field command & control system). Hal tersebut sudah di aplikasikan AB Amerika dalam teknologi NCW yang didukung infrastruktur Internet rahasia SIPRNet dan satelit militer.
Pengertian Speed (Strategic Speed), maksudnya kemampuan untuk mengerahkan pasukan dan peralatan militer Amerika dan koalisinya ke berbagai lokasi yang menjadi target di seluruh belahan dunia secara cepat (rapidly).
Sedangkan Precision, yang dimaksud adalah kemampuan untuk menghancurkan target operasi militer secara tepat (precisely) guna menghindari korban dari kalangan sipil yang tidak berdosa (non combatant).
Doktrin baru tersebut dapat diimplementasikan terutama dengan terus dikembangkannya bom-bom pintar (smart boms) oleh AB Amerika. Saat itu Amerika telah berhasil membuat satu jenis bom tercanggih dan sudah dipergunakan di Irak, bom tersebut bernama bom JDAM (Joint Direct Attack Munition), dimana sistim kontrol dan kendalinya yang mutakhir dipandu oleh satelit GPS AB Amerika Serikat.
Memang pada saat disampaikan oleh US Secretary of Defence Donald Rumsfeld di depan Kongres, doktrin NCW tersebut masih berupa wacana atau  teori saja.  Namun situasi berubah secara drastis, ketika Teroris berhasil melakukan serangan bunuh diri menggunakan pesawat sipil tanggal 11 September 2001 (dikenal dengan istilah 911) ke gedung WTC dan Markas AB Amerika di Pentagon.
Sehingga dalam rangka kampanye mengejar Teroris ke ujung dunia (Global War on Terrorism), Pemerintah Amerika melalui AB nya mulai mengimplementasikan Doktrin Transformasi melalui uji coba latihan gabungan militer Amerika terbesar di bulan Juli 2002.
Latihan tersebut melibatkan sebanyak 30.000 ribu pasukan yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama adalah pasukan Amerika dan koalisi sedangkan kelompok kedua adalah kelompok Teroris atau negara yang dianggap Amerika mendukung terorisme.
Dalam operasi militer gabungan tersebut  konsep baru siskodal NCW diperkenalkan dan diuji coba pertamakali,  namun di tengah jalan latihan terpaksa diulang (re-set) karena belum semua elemen atau komponen militer dapat berintegrasi, berinteraksi serta berinteroperasi (interoperability) di dalam sistem komando dan kendali NCW yang baru tersebut.
Namun, pada akhir latihan gabungan, siskodal NCW hanya dianggap sebagai bentuk pengetahuan baru atau pemahaman baru saja bagi pasukan Amerika, daripada menentukan suatu kemenangan atau kekalahan.
Sistem kodal NCW juga pernah diuji coba di medan tempur secara terbatas pada operasi militer Enduring Freedom di Afganistan tahun 2002, dalam rangka menangkap tokoh Al Qaeda yaitu Osama bin Laden serta menggulingkan pemerintahan Taliban yang dianggap pro Teroris oleh Amerika.
Namun secara faktual, siskodal NCW dalam konteks operasi militer gabungan AB Amerika dan Koalisinya, baru pertama kali diaplikasikan pada saat Operation Iraqi Freedom tanggal 19 Maret 2003.


Kemungkinan Penerapan Cyber Warfare dalam Siskodal TNI
Setelah membaca uraian singkat tentang cyber warfare diatas, kemudian muncul suatu pemikiran, bagaimana kemungkinan untuk menerapkan siskodal NCW di lingkungan Tentara Nasional Indonesia.
Secara teori pada prinsipnya hal tersebut sangat dimungkinkan, apabila  melihat berbagai potensi, kapabilitas dan infrastruktur komunikasi serta jaringan komputer Internet yang dimiliki TNI saat ini.
Berbagai potensi dibidang Air Power, Territory, Maritime, ISR (Intelligence, Surveillance & Reconaisance), Komnika, Pernika, Infolahta serta potensi kemampuan sumber daya personil militer dan pasukan tempur yang dimiliki TNI, merupakan modal dasar yang kuat dan cukup signifikan.
Sehingga dengan optimis dan berkeyakinan positif, bukanlah merupakan satu hal yang berlebihan jika suatu saat siskodal seperti NCW juga dapat diimplementasikan  dalam  operasi militer gabungan TNI dalam rangka menghadapi cyber warfare.
Beberapa kegiatan memang perlu dilakukan untuk merealisasikan hal tersebut, seperti melakukan riset bidang militer secara intensif dan komprehensif, tentunya didukung dana riset yang mencukupi, untuk membuat suatu terobosan siskodal TNI berbasis NCW, yang didisain khusus untuk keperluan militer.
Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan operasi militer gabungan TNI, seluruh matra TNI beserta elemen dan komponen yang terkait dapat berintegrasi, berinteraksi serta berinteroperasi (interoperability) dalam satu kodal (unity of command) berbasis teknologi sistem informasi, seperti pada siskodal berbasis NCW.
Tidak dapat dihindari lagi,  di masa depan ketika cara berperang atau jenis konflik sudah berubah dari konvensional menuju ke bentuk perang cyber warfare, maka TNI pun dituntut kesiapannya mengimplementasikan teknologi perang modern guna menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Penutup
Sebagai penutup, menarik untuk dicermati kenyataan bahwa setelah beberapa tahun pasca  perang  modern dewasa ini, seperti yang telah dilakukan oleh pasukan Amerika dan koalisinya (NATO) dipelbagai operasi militer di berbagai negara (Irak, Afganistan, Somalia, Serbia dan Bosnia), ternyata belum menjamin keberhasilan  menguasai keadaan atau kontrol situasi  secara keseluruhan (absolut).
Pasca tertangkapnya Presiden Irak Sadam Husein di dalam salah satu bunker bawah tanah, atau setelah tewasnya pimpinan gerilyawan Irak, Abu Musab Al-Zarqawi, terutama dengan terbunuhnya Osama Bin Laden  dalam  berbagai serangan pasukan Amerika, terbukti  bahwa  justru perlawanan serta resistensi terhadap tentara Amerika dan koalisinya (NATO) lebih semarak lagi.
Memang tidak dapat dipungkiri pada saat diinvasi oleh pasukan Amerika dan koalisinya, tentara Irak  tidak dapat memberikan perlawanan tempur yang berarti menghadapi teknologi persenjataan militer tercanggih di dunia saat ini.  Apalagi didukung siskodal  NCW yang modern di medan pertempuran, semakin membuat pasukan Irak kocar-kacir tak berdaya.
Namun situasi berubah cepat, bentuk model baru perlawanan bermunculan, tentara Amerika dan koalisi saat ini  menghadapi jenis medan pertempuran yang sama sekali diluar perkiraan, yaitu taktik perang gerilya dalam kota (hit & hide),  bom-bom mobil dan pasukan bom bunuh diri, yang berdampak tidak hanya banyak memakan korban Tentara Amerika dan koalisinya, namun termasuk penduduk sipil yang tidak berdosa (non combatant).
Sehingga muncul satu pertanyaan, apakah hanya dengan teknologi militer yang modern yang diimplementasikan dalam konsep perang cyber warfare sudah dapat  memenangkan  suatu  perang ?  (It is true,  that the most advanced military technology  in cyber warfare may win the Battle…but can it win the War ?).

Video detik-detik bentrok PM dan DISHUB di Aceh

0 comments

Video Sirah Al-qassam

0 comments


Apa itu sirah?

Sirah (teks Arab: السيرة) artinya adalah perincian hidup seseorang atau sejarah hidup seseorang.

Ibnu Mandzur dalam kitab Lisanul Arab menyatakan arti as-sirah menurut bahasa adalah kebiasaan, jalan, cara, dan tingkah laku. Menurut istilah umum, artinya adalah perincian hidup seseorang atau sejarah hidup seseorang.

Al-qassam adalah pasukan khusus sayap tentara Hamas.

ok berikut videonya
   
                                             

History RPKAD--->KOPASSUS

1 comments

Sejarah kelahiran Komando Pasukan Khusus sebagai satuan tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia, pada bulan Juli 1950, timbul pemberontakan di Maluku oleh kelopok yang menamakan dirinya RMS (Republik Maluku Selatan). Pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengerahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut. Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima tentara teritorium III Kolonel A.E Kawilarang, sedangkan sebagai Komandan Operasinya ditunjuk Letkol Slamet Riyadi.
 

Operasi ini memang berhasil menumpas gerakan pemberontakan, namun dengan korban yang tidak sedikit dipihak TNI. Setelah dikaji ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan yang  relatif lebih kecil sering kali mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar. Hal ini ternyata bukan hanya  disebabkan semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, namun juga taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.


Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimanapun beratnya. Setelah gugurnya Letkol slamet Riyadi pada salah satu pertempuran A.E Kawilarang.
Melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial III No. 55/ Inst / PDS /52 tanggal 16 April 1952 terbentuklah KESATUAN KOMANDO TERITORIUM III yang merupakan cikal bakal “ Korps Baret Merah ”. Sebagai Komandan pertama dipercayakan kepada Mayor Mochamad Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Special Troopen dan pernah bertempur dalam perang dunia II.
Dalam perjalanan selanjutnya satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama diantaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1953, Resimen Pasukan  Komando Angkatan Darat) pada tahun 1952, selanjutnya pada tahun 1955 berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pada tahun 1966 satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI AD (PUSPASSUS TNI AD), berikutnya pada tahun 1971 nama satuan ini berganti menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (KOPASSANDHA). Pada Tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) sampai sekarang.

Setelah beberapa kali mengalami perubahan dalam organisasi, sesuai Surat Panglima TNI Nomor : B/563-08/05/06/ SRU tanggal 23 Maret 2001, maka struktur organisasi Kopassus saat ini terdiri dari :


-    Makopassus, berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Pataka  “ TRIBUANA CHANDRACA SATYA DHARMA”.
  
-    Grup-1/ Parako,   berkedudukan   di Serang dengan sesanti Dhuaja “ EKA WASTU BALADIKA ”.

-    Grup-2/ Parako, berkedudukan di Solo dengan sesanti Dhuaja “ DWI DHARMA BIRAWA YUDHA”.

-    Grup-3/Sandha, berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Dhuaja “ CATUR  KOTTAMAN  WIRA  NARACA  BYUHA ”.

-    Pusdikpassus, berkedudukan di Batujajar dengan sesanti Sempana “ TRI YUDHA SAKTI ”.

-    Satuan-81/Gultor berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Dhuaja “ SIAP SETIA BERANI “
.



 
 Pataka Komando Pasukan Khusus 'Tribuana Chandraca Satya Dharma'



Lambang atau gambar yang terdapat pada Pataka Kopassus sama dengan emblem yang dikenakan setiap anggota di baretnya. Mula-mula emblem dirancang oleh Letda Inf Dodo Sukanto tahun 1955 selaku perwira Biro Pengajaran yang dibantu oleh juru gambarnya Sersan Hasan. Lambang memadukan unsur Komando (gambar pisau komando), unsur laut atau air (digambar dalam bentuk jangkar) dan udara (gambar sepasang sayap) yang dibingkai oleh tali komando. Pada tahun 1964, lambang tersebut dirampingkan dengan menempatkan gambar pisau komando dibagian depan, tetapi gambar dan tandanya pada prinsipnya tidak berubah.Lambang itulah yang dipergunakan sampai sekarang seperti terlihat di emblem maupun di Pataka Kopassus.


Penjelasan Tribuana Chandraca Satya Dharma:
a.         TRIBUANA atau Tiga Jagad:
    1)         Sebagai manusia hamba Tuhan yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna maka dalam pribadinya terdiri dari tiga unsur yaitu cipta, rasa dan karsa yang harus diaktualisasikan sebagai karya nyata.
     2)         Sebagai prajurit harus mampu berkiprah di tiga matra yaitu darat, laut dan udara.
b.         CHANDRACA:
     1)         Sebagai senjata ampuh berbentuk tombak bermata tiga dan hanya digunakan pada saat terakhir dalam pertempuran.
     2)         Senjata ampuh yang berbentuk kecil menggambarkan bahwa Pasukan Khusus meletakkan kemampuan di atas jumlah dan digunakan untuk tugas-tugas yang bernilai strategis.
c.         SATYA DHARMA: Kesetiaan dan dedikasi sebagai sifat yang tidak terpisahkan dari sifat luhur prajurit yang dijiwai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.

Lamaran Ditolak,Menjadikan pemuda ini menjadi pendiri Ponpes dan penghafal Al-Qur'an

0 comments

 

  Tulusnya cinta dan keseriusan  tak selamanya manis,begitulah yang dirasakan seorang pemuda asal pedesaan pelosok bekasi.
  
Daud Dzal Aidi, begitulah nama lengkap pemuda tersebut, seperti sebuah nama nabi yang tercantum di dalam Al-Quran pada surat Shad [38] ayat 17, “Daud yang memiliki kekuatan”.
Orang tua Daud bukan seorang ulama, tapi kedua orang tuanya cinta terhadap ulama, nama anaknya itu pun adalah sebuah pemberian dari seorang ajengan yang alim dan hafizh di daerah Garut.
Daud adalah seorang pemuda yang polos, bisa dikatakan belum banyak terinfeksi pergaulan bebas anak muda zaman sekarang. Daud pun tidak terbiasa bergaul dengan lawan jenis terlalu jauh, hanya sekadar muamalah biasa.


Namun ternyata Daud memendam perasaan terhadap seorang wanita yang pernah ditemuinya sekilas dalam acara seminar remaja Islam di Jakarta, Fatimah namanya, kebetulan Daud menjadi panitianya dan Fatimah yang membaca ayat-ayat suci Al-Quran. Daud terkesan dengan suara indah dan lengkingan ayat-ayat yang dibacakan oleh Fatimah seakan sudah menguasai betul nagham dalam ilmu tilawah, mulai dari bayati, shoba, hijaz dan sebagainya.
***


Singkat cerita tiga bulan kemudian, Daud rupanya sudah ada niat ingin melamar Fatimah, sinyal cinta itu timbul begitu saja, percakapan seperlunya pun hanya melalui pesan singkat sms.
“Fatimah, saya mau silaturahim ke rumah orang tua kamu, boleh saya minta alamat lengkapnya, maaf jika kurang berkenan,” setelah berpikir panjang dengan kata-katanya akhirnya sms itu terkirim juga.
“Iya kak, silakan datang saja, rumah orang tua saya yang bercat putih percis di dekat gerai batik, atau tanya saja di mana rumah Bapak Ahmad Mubarak, insya Allah semua tahu.” Balas Fatimah dengan perasaan penuh harap dan cemas.


Setelah mencari sana-sini bersama kawan akrabnya, Amir, Daud pun akhirnya sampai juga di kediaman orang tua Fatimah di bilangan Jakarta. Dengan sedikit perasaan tegang karena pengalaman pertama menghadap orang tua calon belahan jiwa yang ingin dilamar, sebagai sahabat Amir pun langsung menyejukkan suasana agar Daud tetap tenang dan santai.
Masuklah mereka setelah diizinkan oleh tuan rumahnya, kemudian bersalaman kepada bapak dan ibunya Fatimah, obrolan pun dimulai dan inilah yang terkenang.


“Fatimah sudah banyak cerita tentang kamu, ayah pun paham kondisi kejiwaannya ketika dia menyukai sesuatu yang diinginkan, dan ngambeknya dia ketika keinginannya tidak tercapai, tapi dia lebih dewasa dari kakaknya, Aisyah.” Ujar ayah Fatimah dengan penuh wibawa menjelaskan tentang tabiat dan sedikit kepribadian anak perempuannya itu.
“Iya pak, maksud kedatangan saya pun ke sini untuk silaturahim dan juga ada niat ingin mengkhitbah Fatimah putri bapak, itu pun jika belum ada yang taqdim (mengajukan lamaran), mohon maaf bila kurang berkenan dan terkesan kurang sopan, jika diterima saya akan langsung bicara ke orang tua saya di kampung untuk mengadakan proses khitbah secara resmi,” Daud pun menjelaskan maksud kedatangannya hendak melamar Fatimah. Meski agak sedikit gugup, namun Daud akhirnya merasa plong.


“Maaf ya Daud, ibu bukannya tidak percaya sama kamu, ibu cuma khawatir bagaimana nanti kehidupan rumah tangga anak ibu jika kamu sendiri belum memiliki pekerjaan tetap. Sebenarnya ibu pun sudah punya calon untuk Fatimah, putranya kawan ibu yang kebetulan masih satu kantor sama bapak, dia sudah siap segalanya.” Sang ibu langsung memotong pembicaraan karena sudah tahu di mana keluarga Daud tinggal, yaitu di kampung pedesaan.
Daud paham dan sadar bahwa dirinya bukanlah anak orang berada, sebenarnya Daud pun tidak mengetahui sebelumnya kalau ternyata Fatimah anak seorang pejabat yang disegani.


“Iya bu, saya paham kondisi saya sekarang, tapi saya tetap berusaha memiliki pekerjaan yang halal dan baik, tentunya saya pun merasa nyaman dengan pekerjaan itu, tidak gelisah. Saya berterima kasih kepada ibu dan bapak karena sudah menerima saya untuk bersilaturahim, saya mohon maaf jika kehadiran saya mengganggu waktu ibu dan bapak.”
Daud pun pamit kepada kedua orang tua Fatimah, sebelum meninggalkan rumah, ayahnya Fatimah menghampiri Daud di pintu gerbang rumahnya, beliau berkata kepada Daud,


“Nak, ayah sangat bangga kepadamu atas keberanian kamu hendak melamar Fatimah, ayah sebenarnya setuju saja jika kamu nantinya menjadi imam buat Fatimah, rasanya baru kemarin ayah mengasuh dan mendidiknya, ternyata Fatimah sekarang sudah dewasa. Maaf ya nak, ayah tidak tahu kalau ternyata ibu sudah mempunyai calon suami buat Fatimah. Kamu harus menjadi lelaki yang kuat, tetap berikhtiar, dan tentunya harus menyertakan Allah dalam setiap keputusanmu, ayah doakan kamu mendapatkan calon istri yang terbaik.”


Nasihat ayah Fatimah yang cukup bijak.
“Terima kasih pak, semoga putri bapak juga mendapatkan calon suami yang bisa membimbing Fatimah dalam mahligai pernikahan yang diridhai Allah ta’ala.”
Daud pun mencium tangan ayah Fatimah sebagai rasa takzim kepadanya dan langsung berpamitan.
“Kak, maafkan Fatimah dan kedua orang tua Fatimah jika silaturahim kakak jadi kurang berkesan, Fatimah tidak tahu jika ibu ingin menjodohkan Fatimah dengan orang lain. Fatimah akan bicara ke ibu kalau Fatimah tidak mau dijodohkan. Kak, besok Fatimah mau kembali ke KL, melanjutkan kuliah. Doakan Fatimah.”
Fatimah langsung mengirimkan sms ke Daud, ia merasa sangat khawatir jika Daud kecewa.


“Tidak ada yang perlu dimaafkan dan tidak ada yang salah, justru saya yang mohon maaf. Ikuti saja nasihat ibu, beliau tahu mana yang baik untuk anaknya, jangan mengikuti hawa nafsumu. Kakak doakan semoga perjodohan itu bisa membuat kamu lebih fokus dalam belajar karena sudah jelas tujuan hidupnya.” Tutup Daud seraya mendoakan yang terbaik untuk Fatimah.
***


Hari berganti hari, tepat pada hari Sabtu pagi setelah shalat subuh, terlihat Daud khusuk mendengarkan pengajian tafsir di sebuah masjid raya kota Bekasi yang dipimpin ustad Abdul Hakim. Ustad Abdul Hakim adalah seorang imam besar yang sangat masyhur keahliaannya dalam bidang tafsir Al-Quran, beliau lulusan Al-Azhar Mesir, tak aneh bila setiap ada jadwal kajian masjid selalu penuh, banyak jamaah dari jauh yang juga sengaja datang untuk mendapatkan pencerahan ilmu dan hikmah darinya.
“وَأَنْكِحُوا الأيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Ayat 32 dari surat An-Nur ini adalah anjuran untuk menikah, maksudnya, hendaklah laki-laki yang belum menikah atau tidak beristri atau wanita-wanita yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat menikah.
Oleh karena itu, anggapan bahwa apabila menikah seseorang dapat menjadi miskin karena banyak tanggungan tidaklah benar. Dalam ayat ini terdapat anjuran menikah dan janji Allah akan memberikan kecukupan kepada mereka yang menikah untuk menjaga dirinya.


Allah mengetahui siapa yang berhak mendapat karunia agama maupun dunia atau salah satunya dan siapa yang tidak, sehingga Dia berikan masing-masingnya sesuai ilmu-Nya dan hikmah-Nya.
Jika sudah siap lahir bathin, segeralah menikah!
Bagi yang belum mampu, Allah telah menjelaskan pada ayat setelahnya. Allah memerintahkan kepada kita untuk menjaga kesucian diri dan mengerjakan sebab-sebab yang dapat menyucikan diri, seperti mengalihkan pikiran dengan menyibukkan diri dalam kegiatan positif dan melakukan saran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu berpuasa.”
Demikian salah satu isi kajian ustad Abdul Hakim yang dibawakan dengan penuh kewibawaan dan retorika yang lantang.
Ternyata tema pembahasan tafsir kali ini sangat menyentuh hati dan perasaan Daud, dia terpana dengan penggalan ayat ini, “Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya”.
Setelah pengajian usai, Daud pun langsung menghampiri sang ustad, rupanya dia ingin bicara empat mata seraya mencurahkan masalah dan ujian hidup yang dialaminya agar diberikan solusi yang tepat dan mencerahkan.
Akhirnya Daud diajak ke kamar khusus imam di lantai 2 masjid. Dengan panjang lebar Daud bercerita tentang semua hal yang terjadi dalam perjalanan hidupnya, tak terasa air mata Daud pun berlinang.
“Mas Daud, kita tidak memiliki kemampuan untuk mengubah masa lalu dan tidak mampu menggambarkan masa depan dengan gambaran yang kita kehendaki, lalu mengapa kita bunuh diri sendiri dengan bersedih atas apa yang kita tak mampu mengubahnya??!!
Bersabarlah dengan skenario Allah yang indah.”
Banyak kata-kata hikmah yang keluar dari lisan keikhlasan sang ustad, akhirnya Daud bertekad ingin bangkit kembali, bangun dari tidur yang panjang.


Ada satu azzam Daud yang sungguh luar biasa, yaitu ingin mengkhatamkan hafalan Al-Quran 30 juz dan memohon kepada ustad Abdul Hakim untuk mendengarkan hafalannya sampai tuntas, karena hatinya bergetar ketika sang ustad menyarankan untuk menghafal Al-Quran, sebab Al-Quran merupakan obat dari berbagai macam penyakit.
Air mata Daud pun langsung terurai menetes ketika ustad Abdul Hakim membacakan sebuah hadis keutamaan seorang penghafal Al-Quran yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya,


“Dari Buraidah al-Aslami Ra., ia berkata bahwasanya ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Pada hari kiamat nanti, Al-Quran akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al-Quran akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya, ‘Apakah Anda mengenalku?’ Penghafal tadi menjawab, ‘Saya tidak mengenal kamu.’ Al-Quran berkata, ‘Saya adalah kawanmu, Al-Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya, setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan.’ Maka, penghafal Al-Quran tadi diberi kekuasaan di tangan kanannnya dan diberi kekekalan di tangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu bertanya, ‘Kenapa kami diberi pakaian begini?’ Kemudian dijawab, ‘Karena anakmu hafal Al-Quran.’ Kemudian, kepada penghafal Al-Quran tadi diperintahkan, ‘Bacalah dan naiklah ke tingkat-tingkat surga dan kamar-kamarnya.’ Maka, ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil).”
***


Setelah melewati masa-masa sulit dalam menghafal Al-Quran, alhamdulillah akhirnya Daud dapat mengkhatamkan hafalan Al-Quran dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun.
Ustad Abdul Hakim merasa bangga dan terharu atas kegigihan dan kesungguhan Daud, ustad Abdul Hakim pun memberikan sanad hafalannya ke Daud dan berpesan kepada Daud yang dikutip dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh imam Bukhari,
“Jagalah Al-Quran, demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, Al-Quran itu lebih cepat lepas dari pada seekor onta dari ikatannya.” Sungguh nasihat yang penuh makna.
Setelah itu giliran Daud yang ingin diajak bicara empat mata oleh ustad Abdul Hakim, rupanya ada satu hal penting lagi yang ingin disampaikan sang ustad berkaitan dengan jodoh.


“Mas Daud, maaf jika ini menyinggung perasaan mas Daud. Ada orang tua yang datang kepada saya, kebetulan masih jamaah saya juga, namanya bapak Abdullah, seorang pemimpin perusahaan elektronik di Jakarta, Ph.d lulusan Amerika, dia memiliki 3 putri cantik, dia ingin minta dicarikan calon suami untuk anaknya, kriterianya hanya bisa membimbing putrinya dalam hal agama, menjadi imam yang baik buat putrinya.” Dengan penuh kehati-hatian ustad Abdul Hakim menyampaikannya, tapi tetap dengan kekhasan senyuman di wajahnya yang bersinar.


“Sebelumnya saya berterima kasih karena ustad sudah menyampaikan hal itu, tapi saya mohon maaf, bukan saya menolak, tapi saya takut tidak bisa mengikuti keinginan yang biasa keluarga dia lakukan, karena saya terbiasa hidup sederhana dan memang dari keluarga sederhana.” Jawab Daud juga dengan rona wajah takut mengecewakan perasaan guru ngajinya itu.
“Ya sudah, sekarang kamu istikharah, jangan lupa hal ini diberitahu ke orang tuamu di kampung.” Demikian nasihat Ustad Abdul Hakim kepada Daud.
“Insya Allah, ustad.” Tutup Daud.
***


Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Akhirnya Daud pun menemukan belahan jiwanya, putri bungsu bapak Abdullah, Nourhan Abdullah. Putri bungsu yang manja dan ceria, lulusan Psikologi Universitas Indonesia, itulah bidadari surga yang dipersunting Daud menjadi istrinya.
Kini hidup Daud penuh keberkahan, dia memimpin sebuah pesantren tahfizh modern di Bogor, yang juga mempelajari sains dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).


Pesantren Al-Quran dan Teknologi Fakhruddin Ar-Razi, Daud mengambil berkah dari nama seorang ulama yang sangat terkenal dan sangat berpengaruh pada masanya itu. Ia menguasai berbagai disiplin keilmuan baik di bidang ilmu-ilmu sosial maupun bidang ilmu-ilmu alam (eksakta). Ar-Razi juga seorang sastrawan, penyair, ahli fiqh, ahli tafsir, ahli hikmah, ahli ilmu kalam, seorang dokter medis dan sebagainya. Sehingga tidak diragukan lagi banyak para ilmuwan yang belajar kepada beliau baik para ilmuwan dalam negeri maupun para ilmuwan luar negeri.
***
 


Salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari kisah di atas adalah, “Kalau datang kepadamu seorang laki-laki yang kamu sukai agama dan akhlaknya maka nikahkanlah. Kalau tidak, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi.” Demikian pesan nabi Muhammad Saw. kepada para orang tua, khususnya yang memiliki putri yang belum menikah.
Sangat wajar bila para orang tua memiliki kekhawatiran terhadap nasib anak-anak mereka di masa mendatang, khususnya anak perempuan. Namun Rasulullah Saw. telah memberikan petunjuk dalam memilihkan jodoh untuk anak perempuan. Kuncinya ada dua: agama dan akhlak, karena agama tanpa akhlak akan cacat, sedangkan akhlak tanpa agama percuma.

Sumber: dakwatuna.com